MENGHEBOHKAN PUBLIC......!!!!! TERNYATA SUPRIYANTO SANG PENYIMPAN JASAD INI MEMPUNYAI MANTRA DAN RITUAL ANEH.....BACA BERITA SELENGKAP NYA DI BAWAH INI...?????
Liputan6. com, Rekanggung - Supriyanto yang menaruh jasad ibunya, menggiring opini umum serta polisi sebagai penganut aliran sesat. Tes kejiwaan dikerjakan untuk meyakinkan keadaan psikologis lajang memiliki rambut gondrong ini.
Penyelidikan serta penyidikan polisi dan kesaksian kepala desa Bojonegoro mengatakan kalau Supriyanto kerap mengadakan ritual aneh tiap-tiap malam Selasa Kliwon serta Jumat Kliwon. Seperti apa ritual aneh serta mantera aneh Supriyanto?
Supriyanto sendiri selesai melakukan kontrol psikologis oleh tim Biddokes Polda Jateng pernah mengemukakan penyesalaannya. Ia mengakui telah bikin kehebohan serta rasa tak nyaman di orang-orang.
" Nyong janji ora mbaleni maneh (saya akan tidak mengulangi lagi). Yang telah, iya telah. Saya serta rekan-rekan telah merepotkan Bapak-bapak polisi, mas-mas polisi serta ibu-ibu polisi. Minta maaf perbuatan kami mengganggu ketenangan warga Dusun Ngrancang, " kata Supriyanto pada petugas penyidik.
Walau sekian, Supriyanto mengatakan kalau " ritual " yang teratur di gelar tiap-tiap malam Selasa serta Jumat Kliwon dihentikan untuk sesaat. Untuk sesaat?
" Ya baru bakal di gelar lagi bila aparat kepolisian setempat mengizinkan. Bila telah kembali normal serta Pak Polisi membolehkan atau mengizinkan, " kata Supri.
Supriyanto sendiri pada akhirnya menerangkan kalau yang disebut dengan ritual yaitu latihan musik berbarengan. Latihan itu mempergunakan alat musik diatonis sejenis keyboard yang dipadukan dengan alat musik pentatonis berbentuk gamelan Jawa.
Untuk Supriyanto, bermain musik serta klonengan (karawitan jawa) adalah fasilitas untuk meraih ketenangan jiwa. Tersebut penyebabnya ia mengakui sukses membuat sekitaran limapuluh lagu yang kesemuanya adalah lagu dengan lirik bhs jawa kuno, yg tidak umum.
" Iya, setiap Selasa kliwon serta Jumat kliwon kita bakal latihan kloneng-kloneng, main gamelan atau main musik lagi. Lagu saya menceritakan mengenai kehidupan, " kata Supriyanto.
Mantera Misterius?
Pemakaian bhs Jawa kuno dengan susunan yang sembarangan itu memanglah membuat sensasi bebunyian yang tidak sama. Ada aroma mistis lantaran dilagukan dengan suara pentatonis. Iringan gambang, demung yang pelan serta mendayu makin lengkapi situasi mistis itu.
Cuma saja, dalam tiap-tiap latihan bermusik, senantiasa saja dengan diawali lagu mistis. Lagu yang oleh orang-orang Jawa dipercaya sebagai pemanggil kuntilanak.
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno/Ojo Tangi nggonmu guling/awas jo ngetoro/saya lagi bang wingo wingo/jin setan kang tidak utusi/jin setan kang tidak utusi/dadyo sembarang/Wojo lelayu sebet.
Terjemahan bebasnya lebih kurang :
Mendekati malam dirimu (bayangmu) mulai pupus/Janganlah terbangun dari tidurmu/Awas, janganlah tampak (memerlihatkan diri) /Saya tengah gelisah/Jin setan kuperintahkan/Jadilah apa pun juga/Tetapi janganlah membawa maut.
" Itu kan lagu jawa kuno. Terkadang juga lagu Boyong, " kata Supri.
Mengenai lirik lagu Boyong cuma dua baris, tetapi diulang-ulang dengan cara ritmis. " Mari mupu bocah bajang/rambute abang arang " (Mari pelihara anak kerdil yang rambutnya merah serta tidak sering).
Lagu Boyong ini sesungguhnya bukanlah sembarang lagu, tetapi tembang dolanan untuk memanggil roh dalam permainan Nini Thowok. Anehnya, lagu-lagu mistis itu Supri mengakui tidak paham.
" Saya cuma pernah mendengar. Enak didengar. Tidak paham apa fungsinya. Lagu ya lagu bukanlah mantera, " kata Supriyanto.
Penyelidikan serta penyidikan polisi dan kesaksian kepala desa Bojonegoro mengatakan kalau Supriyanto kerap mengadakan ritual aneh tiap-tiap malam Selasa Kliwon serta Jumat Kliwon. Seperti apa ritual aneh serta mantera aneh Supriyanto?
Supriyanto sendiri selesai melakukan kontrol psikologis oleh tim Biddokes Polda Jateng pernah mengemukakan penyesalaannya. Ia mengakui telah bikin kehebohan serta rasa tak nyaman di orang-orang.
" Nyong janji ora mbaleni maneh (saya akan tidak mengulangi lagi). Yang telah, iya telah. Saya serta rekan-rekan telah merepotkan Bapak-bapak polisi, mas-mas polisi serta ibu-ibu polisi. Minta maaf perbuatan kami mengganggu ketenangan warga Dusun Ngrancang, " kata Supriyanto pada petugas penyidik.
Walau sekian, Supriyanto mengatakan kalau " ritual " yang teratur di gelar tiap-tiap malam Selasa serta Jumat Kliwon dihentikan untuk sesaat. Untuk sesaat?
" Ya baru bakal di gelar lagi bila aparat kepolisian setempat mengizinkan. Bila telah kembali normal serta Pak Polisi membolehkan atau mengizinkan, " kata Supri.
Supriyanto sendiri pada akhirnya menerangkan kalau yang disebut dengan ritual yaitu latihan musik berbarengan. Latihan itu mempergunakan alat musik diatonis sejenis keyboard yang dipadukan dengan alat musik pentatonis berbentuk gamelan Jawa.
Untuk Supriyanto, bermain musik serta klonengan (karawitan jawa) adalah fasilitas untuk meraih ketenangan jiwa. Tersebut penyebabnya ia mengakui sukses membuat sekitaran limapuluh lagu yang kesemuanya adalah lagu dengan lirik bhs jawa kuno, yg tidak umum.
" Iya, setiap Selasa kliwon serta Jumat kliwon kita bakal latihan kloneng-kloneng, main gamelan atau main musik lagi. Lagu saya menceritakan mengenai kehidupan, " kata Supriyanto.
Mantera Misterius?
Pemakaian bhs Jawa kuno dengan susunan yang sembarangan itu memanglah membuat sensasi bebunyian yang tidak sama. Ada aroma mistis lantaran dilagukan dengan suara pentatonis. Iringan gambang, demung yang pelan serta mendayu makin lengkapi situasi mistis itu.
Cuma saja, dalam tiap-tiap latihan bermusik, senantiasa saja dengan diawali lagu mistis. Lagu yang oleh orang-orang Jawa dipercaya sebagai pemanggil kuntilanak.
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno/Ojo Tangi nggonmu guling/awas jo ngetoro/saya lagi bang wingo wingo/jin setan kang tidak utusi/jin setan kang tidak utusi/dadyo sembarang/Wojo lelayu sebet.
Terjemahan bebasnya lebih kurang :
Mendekati malam dirimu (bayangmu) mulai pupus/Janganlah terbangun dari tidurmu/Awas, janganlah tampak (memerlihatkan diri) /Saya tengah gelisah/Jin setan kuperintahkan/Jadilah apa pun juga/Tetapi janganlah membawa maut.
" Itu kan lagu jawa kuno. Terkadang juga lagu Boyong, " kata Supri.
Mengenai lirik lagu Boyong cuma dua baris, tetapi diulang-ulang dengan cara ritmis. " Mari mupu bocah bajang/rambute abang arang " (Mari pelihara anak kerdil yang rambutnya merah serta tidak sering).
Lagu Boyong ini sesungguhnya bukanlah sembarang lagu, tetapi tembang dolanan untuk memanggil roh dalam permainan Nini Thowok. Anehnya, lagu-lagu mistis itu Supri mengakui tidak paham.
" Saya cuma pernah mendengar. Enak didengar. Tidak paham apa fungsinya. Lagu ya lagu bukanlah mantera, " kata Supriyanto.
MENGHEBOHKAN PUBLIC......!!!!! TERNYATA SUPRIYANTO SANG PENYIMPAN JASAD INI MEMPUNYAI MANTRA DAN RITUAL ANEH.....BACA BERITA SELENGKAP NYA DI BAWAH INI...?????
Reviewed by Unknown
on
20.18
Rating:
Tidak ada komentar